Arahkan Pandanganmu Pada Yesus

. Hits: 334

Ringkasan Khotbah Minggu Sore 14 Juni 2020 – Oleh Pdp. Suparyanti

Mazmur 123:1-2, “Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuanmemandang kepada tangan nyonyanya.” Fokus yang benar dan senang melihat matahari yaitu pribadi Yesus. Tuhan tidak hanya tinggal di sorga, tapi Ia juga memerintah dan memegang kendali di sorga.

Arti dari fokus adalah pandangan kita mengarah pada satu tujuan. Ada kekuatan yang luar biasa pada sikap fokus. Seperti kaca pembesar yang diarahkan pada satu titik di bawah matahari, dapat membakar. Fokus dibutuhkan dalam segala aspek, jasmani maupun rohani. Namun, banyak orang percaya yang tidak menempatkan Tuhan menjadi fokus utama.

Roma 8:29-30, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

Dia punya rencana bagi orang yang tinggal di dalam Kristus.

Garis besar rencana-Nya terlihat dari tindakan Tuhan yang memilih, menentukan, memanggil, dan membenarkan kita. Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Allah memakai segala hal, pahit atau manis, baik atau buruk, untuk menyempurnakan kita yang ada dalam panggilan-Nya. Oleh sebab itu, penting untuk fokus pada Tuhan.

Seperti Daud, yang mengarahkan pandangan matanya hanya pada Tuhan. Tapi kadang kesibukan, masalah, penyakit, yang mengalihkan pandangan kita pada Tuhan. Iblis tahu bahwa ada kekuatan besar bila kita fokus memandang Tuhan. Iblis pakai kekayaan, popularitas, dan berbagai macam cara untuk "mengaum", 1 Petrus 5:8. Saat ada pergumulan hidup, seakan tidak ada pertolongan dan Tuhan diam, mengaburkan pandangan kita, saat itulah saat yang tepat memandang Tuhan dengan mata kita.

Langkah apa yang harus diambil agar tetap fokus?

1.   Arahkan pandangan mata kita. Ibrani 12:1-2, dalam perlombaan iman yang diwajibkan dan ditetapkan, kita harus berlomba dengan tekun. Tuhan siapkan langkah-langkah untuk memenangkan perlombaan iman kita. Ayat 2, arahkan pandangan kita pada Yesus saat kita mulai berlari. Tuhan yang pimpin, Tuhan yang pegang kendali.

2.   Lupakan yang ada di belakang. Filipi 3:13-14, lupakan apa yang ada di belakang kita. Jangan sekali-kali menoleh ke belakang supaya tetap fokus. Kehidupan lama dan segala dosa yang merintangi harus ditinggalkan. Kenakan manusia baru, kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Letakkan semua beban kita di bawah kaki Yesus.

3.   Miliki ketekunan. Ibrani 12:3, supaya kita tidak lemah dan putus asa, milikilah ketekunan. Lakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, rajin, setia lakukan kehendak Tuhan. Yesus tekun menjalani kehendak Tuhan, ini adalah teladan yang sempurna. Sabar di dalam Dia. Saat putus asa, ingatlah kepada Yesus. Saat tergoda untuk menyerah, arahkan mata pada Yesus, agar kita tidak lemah dan putus asa. Perkuat harapan kita di dalam Dia.

Bangsa Israel yang berjalan dari Mesir sampai Tanah Perjanjian, selalu mengalami kebaikan dan mukjizat Tuhan. Tetapi mereka selalu takut dan kuatir, karena mata mereka hanya tertuju pada kesukaran di padang gurun. Bukan melihat kepada Tuhan. Saat diberkati, mereka memuji Tuhan. Saat diberi kesulitan, mereka mencaci. Kalau kita bersikap seperti ini, kita akan kehilangan kesempatan untuk bertumbuh. Kita tidak dapat melihat tangan Tuhan, dan tidak ada kesempatan untuk lebih lagi mengalami Tuhan.

Mazmur 16:8-9, “Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;” Daud tidak kuatir menghadapi apapun, karena dia tahu Tuhan tepat berada di sisinya. Ia mengerti pentingnya mengarahkan pandangan pada Tuhan. Ia tidak pernah berdiam diri, Ia selalu hadir. Mazmur 121:1-2, Daud pernah alami situasi seperti tidak ada pertolongan tetapi ia mengarahkan pandangannya pada Allah. 1 Samuel 17:45, Daud taruh Tuhan di depannya. Ia menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi dan memenangkan pertandingan dalam waktu singkat.

Bukan besar kecilnya masalah yang menghambat kita, tetapi apa yang menjadi fokus kita. Ketakutan adalah musuh dari iman. 2 Timotius 1:7, semakin memandang Tuhan, semakin ada keberanian.

Amin.