Kasih Karunia Membuat Berbeda

. Hits: 162

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 31 Januari 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ketika kita hidupi kasih karunia Allah, hidupi firman-Nya, itu yang membuat kita berbeda. Imamat 19:2 - "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Ayat ini seringkali kita ungkapkan, tapi rasanya begitu sukar buat gereja Tuhan karena tipuannya iblis. Kadangkala kita berpikir saya sudah kudus atau belum? Kudus menggunakan kata qadash punya pengertian set apart (dipisahkan).

Yohanes 17:17 - Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Bahkan Yesus sendiri dalam doa-Nya kepada Bapa untuk kita supaya kita dikuduskan dalam kebenaran, dan firman Allah yang kita dengar itu adalah kebenaran (Yohanes 17:19). Kenapa Yesus perlu berkata Aku menguduskan diri-Ku?

Apakah Yesus berdosa? Tidak! Yesus menguduskan diri-Nya untuk kita semua. Kata menguduskan menggunakan kata hagiazo, artinya set apart, Aku memisahkan diri-Ku, I am dedicated to God, saya berdedikasi kepada Tuhan. Kata kudus baik dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani, punya pengertian dipisahkan. Yang lain percaya fakta, saya percaya firman. Yang lain kuatir, saya serahkan kuatir kepada Tuhan. Yang lain takut, saya beriman kepada Tuhan. Itu pengertian dipisahkan. Ketika yang lain melihat fakta, apa yang lebih mempengaruhi hidup kita? Seringkali yang lebih mempengaruhi hidup kita adalah fakta dunia. Ketika Yesus menguduskan diri-Nya untuk kita, Yesus ingin kita dipisahkan, engkau percayalah kepada-Ku, Aku menopang hidupmu. Inilah dikuduskan. Jangan mau ditipu oleh iblis. Rasul Paulus menulis, orang benar akan hidup oleh imannya, bukan karena apa yang dilihat. Jalani hidup berdasarkan iman kepada firman Tuhan. Inilah qadash, hagiazo. Berapa banyak kali orang berpikir, orang yang tidak kudus adalah orang yang najis, orang yang berzinah, tapi sebetulnya ketika kita lebih terpengaruh oleh apa yang kita lihat.

Ibrani 4:1 - Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Ibrani 4 diberi judul oleh LAI Hari Perhentian. Janji perhentian masih berlaku, bukankah Yesus berkata: "Mari datanglah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku memberi kelegaan kepadamu". Rupanya ada orang yang tidak mau dipisahkan. Mereka mengaku saya orang percaya, tapi berapa banyak kali keputusan-keputusan yang diambil adalah keputusan hanya karena fakta. Dan ketika dengar firman, malah berkata apakah firman bisa diandalkan? Ibrani 4:2, orang-orang yang hanya lebih percaya kepada fakta dan mulai mengabaikan firman, janji itu tidak berlaku buat mereka.

Kita memang masih ada di dalam fakta, tapi kita jalani hidup kita karena kita beriman kepada Tuhan. Tuhan sedang memisahkan kita. Kita adalah umat yang kudus, sedang dibawa masuk ke Tanah Perjanjian. Keluaran 24:13. Yosua dipisahkan oleh Tuhan lewat ia jadi hamba. Ketika Yosua mengabdi kepada Musa, ia harus ikuti Musa. Waktu Musa naik ke gunung Sinai, Yosua berada di kaki gunung Sinai sendirian. Di bawah otoritas, Yosua sedang Tuhan qadash-kan, set apart, dengan cara ia ikuti Musa. Perhatikan Keluaran 33:11 - ... Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Hati Yosua tetap mau dekat dengan Tuhan. Bilangan 14:24, Tuhan temukan Kaleb punya acher, different spirit, roh yang berbeda, sehingga ketika memandang Kanaan, raksasa-raksasa, mayoritas mereka ‘ngomong’ terlalu besar. Tapi Kaleb berkata tidak, kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan, kita akan telan mereka seperti roti. Kaleb punya different spirit, Allah sedang qadash dia, dipisahkan dari mayoritas. Ketika situasinya seperti ini, apa yang keluar dari hidup kita? Apakah kita benar-benar ada di dalam “dipisahkan” atau mulai dari bahasa, iman, tindak-tanduk kita sama seperti dunia ini?

Mazmur 99:9 - Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita! Kapan kita akan di-set apart? Sama seperti Yosua yang hatinya dekat dengan kemah Allah, sama seperti Kaleb yang punya different spirit, melihat fakta, tapi melihat dari sudut pandang janji Allah sama seperti Daniel hidup di tengah raja-raja kafir, tapi ia punya different spirit. Kapan iitu terjadi? Ketika kita selalu terhubung dengan Tuhan.

Amin.