Kebangkitan-Nya Kehidupan Kita

. Hits: 106

Ringkasan Khotbah Ibadah Paskah, 4 April 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Lewat kematian Yesus Kristus, Allah memberikan kekudusan-Nya kepada kita. Lewat kematian-Nya, Kristus menanggung segala cemar dan dosa kita, dan kekudusan Kristus diberikan pada yang percaya. Kita punya kepastian mewarisi Kerajaan Sorga, namun selama kita masih ada di dunia, kita juga mengalami pengudusan:

1.       Pengudusan identitas kita (1 Petrus 2:9; Wahyu 5:9,10).

Kita bukan lagi sekedar pengelana berdosa di dunia, tetapi kita adalah bangsa yang kudus di dalam Kristus.

2.       Hidup kita dikuduskan (Mazmur 119:73; 139:16; 103:3; 1 Petrus 2:24).

Seringkali banyak pikiran cemar, pikiran jahat, tetapi saat responi firman Allah, jiwa kita dikuduskan. Pengampunan dosa juga menyembuhkan sakit penyakit.

3.       Perkawinan dan relasi kita dikuduskan (Efesus 5:31,32; Ibrani 13:4; Matius 19:6).

Saat Yesus saat bertemu perempuan Sikhar, Yesus tahu kehidupan perkawinannya. Tidak ada yang mustahil, Tuhan bisa pulihkan hubungan dengan pasangan, dengan saudara, dengan relasi.

4.       Yesus menguduskan hari-hari kita, Sabat=rest (Keluaran 20:8; Markus 2:27).

Saat kita kuduskan Sabat, 6 hari lainnya juga Tuhan kuduskan.

5.       Kristus menguduskan harta, perpuluhan, property (Imamat 27:30; 1Korintus 10:16).

Kristus mati jasmani. Matius 27:50, Yesus mati bukan karena kehabisan darah, tetapi Dia serahkan hidupnya. Matius 27:51-56, Dia tahu rasanya tidak berdaya. Yesus tahu ketidakberdayaan hidup kita, karena Kristus juga mengalami. Matius 28:6, “Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.Dalam bahasa Yunani, Ia telah bangkit menggunakan satu kata  saja yaitu: “eggerthay”. Saat berpikir masa depan kita mati, tidak ada harapan. eggerthay terjadi ketika kita percaya.

Saat Yesus dikubur, ada prajurit yang menjaga. Orang Farisi berpikir hidup berasal dari luar. Tetapi sebenarnya hidup adalah Yesus. Situasi boleh terhambat batu yang besar, tetapi kematian Yesus tidak dapat menghambat rencana Allah. Roma 6:5, “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” Yohanes mengalami kuasa kebangkitan, dia melihat kubur Yesus dan dia percaya kebangkitan-Nya. Yusuf Arimatea dan Nikodemus, yang melayani tubuh Kristus, masuk dalam kuasa kebangkitan. Demikian juga Maria Magdalena.

Yohanes 20:1, Maria Magdalena menyaksikan Yesus mati di kayu salib secara jasmani. Saat dia ke kubur Yesus, kubur telah kosong. Yohanes 20:13-17, saat Maria Magdalena susah hati karena tidak berjumpa Yesus, Yesus ada disitu. Saat Yesus bicara secara khusus dengan memanggil namanya “Maria”, Maria mengenal suara Yesus yang dekat di hatinya. Ayat 17, sesudah bangkit, Yesus tidak langsung ke sorga, karena ada hati seseorang yang merindukan Dia. Dalam kondisi manusia, Kristus mati dan bangkit. Kristus tahu kondisi susah senang, Dia tetap Tuhan kita. Mazmur 23:4, gada dan tongkat Tuhan bukan untuk memukul domba, tetapi untuk melindungi domba. Tuhan kita adalah Tuhan di gunung yang tinggi maupun lembah yang dalam, 1 Raja-raja 20:23. Allah kita adalah Allah di waktu senang dan susah.

Ibrani 2:14-16 [BIMK], “Oleh sebab orang-orang yang Ia sebut anak itu, adalah makhluk manusia yang dapat mati, maka Yesus sendiri menjadi sama dengan mereka dan hidup dalam keadaan manusia. Ia berbuat begitu, supaya dengan kematian-Nya Ia dapat menghancurkan Iblis yang menguasai kematian. Dengan cara itu Ia membebaskan orang-orang yang seumur hidup diperbudak karena takut kepada kematian. Nyatalah bahwa bukan malaikat yang ditolong-Nya, melainkan keturunan Abraham.” Kita adalah manusia yang bisa mati, kita tidak selalu kuat. Oleh karena itu Yesus juga menjadi manusia. Yesus harus alami manusia jasmani dan mati secara jasmani, Dia pernah ada di lembah kematian. Sehingga firman-Nya akan menyertai kita dalam lembah kelam, bukan hanya ucapan belaka, karena Dia pernah alami. Ketika kita jadi satu dalam kematian-Nya, kebangkitan-Nya adalah jaminan, kebangkitan-Nya adalah kepastian. Dia pegang kita dari dunia sampai ke sorga.

Amin.