Bertumbuh Menjadi Sempurna Karena Visi

. Hits: 79

Ringkasan Khotbah Minggu Sore,  17 Juli 2022 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Efesus 1:15-19, “[1:15] Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, [1:16] aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, [1:17] dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. [1:18] Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, [1:19] dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, Tuhan ingin kita punya Roh hikmat dan pewahyuan. Allah kita bukan Allah yang mencari kesalahan. Dia tidak cari orang berdosa untuk menuduh, tetapi untuk diselamatkan. Perumpamaan seorang gembala yang memiliki 100 domba dan kehilangan 1, gembala itu serahkan 99 domba lain pada penjaga dan mencari yang terhilang. Saat menemukan yang terhilang pun, Allah tidak menghajar dengan gada dan tongkat. Dia panggul di bahunya dan membawanya pulang bahkan bersukacita. Biarlah kita mengenal Allah kita dengan benar. Kalau kita mengerti kehendak Allah dan mengenal visi dengan benar, kita akan merasakan betapa hebatnya Allah dalam hidup kita. Ada kuasa yang mengubahkan inside out (dari dalam keluar).

Tuhan ingin kita punya visi yang benar. Ketika kita memiliki visi yang benar, visi membuat kita bertumbuh dan memasuki penggenapan janji-Nya. Kejadian 46:2-3, yang mengubah Yakub adalah Allah sendiri, dari penyerobot menjadi pangerannya Allah. Allah tidak malu dipanggil Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Ia tetap Allah atas manusia lamanya Yakub. Kejadian 46:4,Aku sendiri akan menyertai engkau ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali”, Mesir bukanlah tempat menetap, hanya sementara supaya janji Allah tergenapi dan Tuhan akan membawa kita kembali. Mesir = zona tidak nyaman. Ulangan 10:22, sumber daya kita mungkin terbatas, seperti Yakub dan keluarganya yang menjadi gembala domba saat pergi ke Mesir--orang Mesir menganggap gembala domba adalah pekerjaan hina. Dari 70 domba, menjadi banyak dan memiliki berkat bintang. Allah punya takdir untuk kita ada dalam kehendak-Nya. Keluaran 12:35-36, ketika kita ikuti rencana Tuhan, kita adalah pemegang janji Allah. Dan yang mewujudkan janji Allah adalah Allah sendiri, kalau kita setuju dengan firman Allah. Buktinya: Pengkotbah 2:26, “... tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah...Tuhan bisa pakai orang-orang di sekitar kita. Ketika kita mengimani firman Allah, kita menikmati berkat bintang, di dalam firman Allah ada kelimpahan. Kejadian 15:5, saat namanya masih Abram, berkat bintang sudah dirancangkan Allah, jauh sebelum Yakub lahir. Kejadian 15:6, ketika Abraham percaya, imannya dijadikan kebenaran hidupnya. Saat kita percaya, itulah yang Allah tepatkan dalam hidup kita. Yakobus 2:23, saat Abraham percaya janji Allah, Allah memperhitungkan sebagai kebenaran dan Abraham disebut “Sahabat Allah”. Ia memiliki visi dan turun-temurun sampai pada Ishak dan Yakub.

Visi membuat Yakub mengerti dan menikmati janji Allah. Kenyataan pahit juga dialami Yakub, tetapi visi dari Allah menopang hidupnya. Yakub hidupi firman Allah. Dia berjalan ke Mesir karena berpegang pada firman, dia menjadi bagian dari sahabat Allah. Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus”, kita tidak pernah bisa batasi kasih Kristus. Allah sudah memikirkan sampai anak cucu kita. Kita tidak bisa menyelami betapa dalamnya kasih Allah, menyentuh titik nadir kita, mengangkat kita dari jurang dosa. Yohanes 1:14, kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Efesus 3:19-21, kita penuh dengan Allah sendiri kepenuhan-Nya, bukan kepenuhan kita. Ketika kita bertumbuh di dalam dia tidak ada yang bisa kita banggakan, hanya kasih-Nya yang menuntun kita dalam kebenaran.

Amin.