Keintiman - Kunci Pahami Hati Tuhan

. Hits: 94

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 7 Mei 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Bagaimana kita bisa memahami isi hati Tuhan? Intimlah, dekatlah dengan Tuhan. Keintiman bukan hanya soal seberapa kita hafal atau punya pengetahuan tentang firman Allah, bukan. Tapi keintiman juga bicara tentang jarak. Semakin kita kenal dengan seseorang biasanya kita makin dekat jarak mengobrol, semakin akrab. Kira-kira kita dengan Tuhan masih berjarak tidak? Atau rasanya Tuhan jauh?

Mazmur 73:13-14, 16-17 - [73:16] Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, [73:17] sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Kita tidak akan pernah bisa mengerti, rasanya terjadi ketidakadilan. Secara fakta kita melihat orang yang beribadah sepertinya biasa-biasa saja bahkan kelihatan susah. Sedangkan orang yang tidak beribadah kelihatannya luar biasa. Seringkali kita kecewa karena mulai membandingkan dengan orang lain. Ijinkan kita masuk ke tempat kudusnya Allah. Bukan untuk melihat yang terjadi ke depan, tapi nikmati saja Dia.

Ibrani 4:16 - Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Kita punya hak dan kesempatan untuk masuk dan mendekat ke takhta kasih karunia. Bicara tentang kasih karunia digambarkan seperti Tabernakel, tapi bukan lagi di halaman. Di jaman hukum Taurat, semua orang boleh masuk ke halaman untuk mempersembahkan korban. Hanya imam yang boleh masuk ke ruang kudus, hanya pagi dan sore. Untuk masuk ke ruang maha kudus hanya imam besar yang diperbolehkan, itu pun hanya satu tahun sekali. Kabar baiknya, ketika Yesus mati di kayu salib, tirai yang membatasi ruang kudus dan ruang maha kudus terkoyak. Bicara tentang Bait Salomo secara fisik tidak pernah bisa dibangun lagi, kabar baiknya yang akan Tuhan dirikan, pulihkan adalah Pondok Daud. Di jaman raja Daud, Tabut Perjanjian diletakkan di Pondok Daud, tidak dibatasi hanya dikelilingi tenda. Sehingga setiap orang di jaman raja Daud bisa langsung melihat Tabut Perjanjian, karena di atas Tabut Perjanjian ke sanalah Tuhan akan bertemu dengan umat-Nya. Ini kesempatan buat kita dan Yesus--Imam Besar kita yang sejati sudah bayar lewat pengorbanan-Nya. Yesus juga alami kesusahan kita, tetapi Dia tidak berbuat dosa. Ibrani 4:15 - ... Karena kita tidak memiliki Imam Besar yang manusia super yang tidak dapat memahami kelemahan kita--Dia sendiri telah alami sepenuhnya semua pengalaman pencobaan kita, tetapi dia tidak pernah berdosa. [terjemahan Phillips].

Umat Tuhan mengalami Tuhan ketika menjalani kehidupan. Mazmur 77:20 - Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. Apakah kita sedang mengalami kemustahilan dan rasanya jejak Tuhan tidak kelihatan? Ayat 21 - Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba .... Sekalipun kita melewati air yang luas, kabar baiknya kita memiliki Imam Besar yang bukan manusia super, yang bisa memahami kita, tapi Imam Besar itu juga yang memimpin hidup kita. Ayat 13-16, mulailah bersyukur, sebut nama-Nya. Walaupun kita tidak bisa mengerti jalan Tuhan, tapi waktu kita intim, tinggal di dalam pimpinan Tuhan, kita akan bisa berkata jalan-Mu adalah kudus. Allah kita terlebih besar dari semua yang kita hadapi. Keajaiban bicara tentang mukjizat, mukjizat akan terjadi ketika ada kemustahilan. Kalau Tuhan ijinkan kita lewati kemustahilan, percayalah Tuhan sudah sediakan penyediaan. Tuhan yang berikan kita visi untuk kita bisa melihat Dia adalah Allah yang ajaib, Allah yang menyediakan. Dimana ada visi, disitu ada penyediaan--tidak hanya yang rohani saja. Kata visi sendiri diangkat dari penyediaan. Ayat 16, kata menebus = ga’al, artinya menebus seperti Boas yang wajib menebus Rut. Rut ketika ditebus menjadi istri Boas yang tadinya tidak ada apa-apanya berubah menjadi orang penting--masuk dalam silsilah Yesus Kristus.

Yesaya 54:5 - Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Ini yang Tuhan kerjakan bagi umat-Nya, Dia yang menebus kita, Dia bertanggung jawab atas hidup kita. Intimlah dengan Dia.

Amin.