Menjadi Perpanjangan Tangan dan Hati Allah (Nuh)

. Hits: 117

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 2 Juli 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ibrani 11:7 - Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Allah ingin selalu memberitahukan. Tuhan akan menuntun waktu kita mengimani firman Allah, waktu kita bergerak dengan iman. Iman itu akan memberitahukan sesuatu yang belum kelihatan. Sama seperti Nuh karena iman--bukan karena kemampuan atau kehebatannya--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan, Nuh taat. Ketika kita dipimpin oleh iman, sudahkah kita taat?

Karena seringkali kita pakai logika kita. Berapa banyak kali yang Tuhan sudah beritahukan itu dikalahkan oleh logika kita. Ketika Nuh taat membuat bahtera, dia selamatkan keluarganya. Di zaman itu belum pernah terjadi hujan. Ketika hujan turun, terjadi banjir, semua yang ada dalam bahtera terangkat, yang di luar bahtera tenggelam. Dunia bisa saja menenggelamkan yang lain, tapi ketika kita ada di bahteranya Allah, kita akan diangkat. Yang lain tenggelam, kita akan alami tangan Tuhan lewat bahtera iman memelihara hidup kita.

Matius 24:38, di zaman itu situasinya sibuk makan minum, kawin mengawinkan, sama seperti sekarang, kita melihat tanda-tanda zaman. Ketika ada situasi seperti itu biarlah kita sama seperti Nuh, beriman. Kenapa Nuh bisa beriman? Kejadian 6:8, Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Kalau kita coba hidup benar dengan kekuatan kita sendiri, kekuatan kita terbatas. Yohanes 8:9, dalam peristiwa ini tidak ada seorang pun yang berani melempari perempuan itu karena merasa tertuduh dengan kesadaran mereka sendiri--mereka tidak ada yang sempurna. Ketika Nuh mendapatkan kasih karunia di mata Allah, Nuh bisa hidup benar, tidak bercela, bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9). Dia nikmati kasih karunia Allah dalam keterbatasannya. Ada kasih Tuhan yang menyelamatkan, memulihkan dan menolong.

Kejadian 7:5, ketika Tuhan perintahkan Nuh untuk membuat bahtera, dia bisa taat melakukannya karena kasih karunia Allah. Kejadian 6:14, Nuh seorang petani biasa, tidak berpendidikan teknik sipil bagaimana bisa dia membuat bahtera yang panjangnya 150 meter, lebar 25 meter, tinggi 15 meter? Dalam kasih karunia Tuhan, Nuh seorang yang benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah, di situlah dia menerima hikmat. Ketaatan Nuh menjadi suara kebenaran, pemberita kebenaran. 2 Petrus 2:5. Ini yang dialami oleh Nuh menjadi suratan Kristus, surat yang terbuka yang bisa dibaca banyak orang. Ketika bahtera sudah utuh dia kerjakan--selama 120 tahun, Tuhan kirimkan binatang-binatang. Kejadian 7:5-9, binatang-binatang itu datang, Nuh tidak mencari. Apa yang kita butuhkan? Ingat, menanti-nantikan Tuhan tidak berarti pasif. Orang yang menanti-nantikan Tuhan adalah seorang yang tetap kerjakan apa yang jadi tanggung jawabnya di dalam pimpinan Roh Tuhan. Kalau kita tidak kerjakan tanggung jawab kita, kewajiban kita, jangan harap mukjizatnya. Hiduplah tetap dalam ketaatan, di bawah kasih karunia Allah.

Ketika semua sudah masuk dalam bahtera, terjadi hujan, air bah melanda. Bahtera Nuh diangkat, semua yang di luar tenggelam. Mereka ada dalam bahtera selama 1 tahun 10 hari. Kejadian 8:13,14, kalau Tuhan memimpin, Tuhan memimpin tepat buat kita. Waktu Nuh menerima pewahyuan itu, sebetulnya hidupnya sudah menjadi pemberita kebenaran, sayangnya tidak ada yang mau percaya. Jadilah pemberita kebenaran. Ketika kita menghidupi kasih karunia Allah, ketika kita taat di dalam kasih karunia Allah, kadangkala kita bisa jatuh bangun. Kita juga tidak sempurna, tapi sebetulnya hidup  kita sedang menjadi pemberita kebenaran, menjadi perpanjangan tangan dan hati Allah buat dunia ini. Tetaplah lakukan di dalam ketaatan kepada firman Allah.

Amin.