Senada Dengan Surga

. Hits: 98

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 6 Agustus 2023 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Bagaimana caranya untuk kita seirama dengan surga? Kita harus punya pola pikir yang benar. Karena pandangan kita terhadap Tuhan akan menentukan bagaimana kita menjalani hidup. Tuhan kita bukan Tuhan penuntut, bukan Tuhan pencari kesalahan. Dia cari yang berdosa dan ingin selamatkan yang terhilang. Yudas Iskariot punya pemikiran Tuhan adalah Tuhan penuntut. Hukum Taurat dan 603 tuntutan lainnya harus dikerjakan sempurna, tidak boleh luput satupun. Yudas ingat salah satunya, nyawa ganti nyawa. Dari tuntutan itu ia coba ganti dengan nyawanya dan tidak ada kesempatan untuk dia diselamatkan. Padahal justru untuk kesalahan Yudas, Yesus mati. Petrus tiga kali menyangkal Yesus, bersumpah tidak mengenal-Nya bahkan mengutuki Yesus. Waktu Petrus berani datang kepada Yesus, di situlah dia dipulihkan. Dari mulut yang sama yang pernah menyangkali, bersumpah dan mengutuki Yesus, dari mulut yang sama yang dipulihkan Yesus, ketika berkhotbah 3.000 orang dipulihkan.

 

Yesus bukan Allah penuntut, tapi Allah pemberi. Kita terima anugrah. Waktu kita di dalam anugrah menjadi pelaku firman dan melayani Tuhan, kabar baiknya, tetap ada upahnya dari Tuhan. Ini yang seharusnya menjadi pola pikir kita. Kalau kita melakukan firman, bukan karena kita takut, tapi karena kita sudah menerima anugrah dan kita aman. Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kaih Kristus. Kasih-Nya tetap tersedia, tapi bukan berarti kemudian kita sia-siakan. 1 Korintus 15:10 - Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

 

Matius 10:1, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan Dia memberi kuasa. Ingat, Dia adalah Allah pemberi, kepada kita Tuhan juga berikan kuasa. Ayat 8, ... Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Di dalam pola pikir kita sudah terima kasih karunia Allah dengan cuma-cuma, kita akan berikan dengan cuma-cuma. Tidak membuat sia-sia anugrah Allah, kemana kita ada biarlah hidup kita menjadi berkat.

 

Matius 10:5,6. Yesus memberi pesan khusus kepada murid-murid-Nya, batasnya kamu lakukan untuk umat-Ku Israel. Setiap kita juga punya batasan, hamba yang menerima 5 talenta batasannya 5 talenta yang dia miliki. Yang menerima 2 talenta dan 1 talenta juga demikian. Matius 25:20-23, hamba yang menerima 5 dan 2 talenta setia dengan talenta mereka. Fokus mengerjakan talenta, tidak menghakimi orang lain karena semua standarnya Tuhan. Mereka berani menabur/melepaskan dan Tuhan beri pertumbuhan, pelipatgandaan. Sayangnya, hamba yang punya satu talenta, talentanya dibiarkan. Ketika sebelas murid Yesus tetap lakukan dengan setia, mereka diberkati, bahkan sesudah Yesus mati dan bangkit, mereka penuh Roh Kudus, mereka mengalami talenta yang di tangan mereka itu berkembang.

 

Kisah Para Rasul 3:1-8. Bait Allah di Yerusalem, Petrus kerjakan talentanya di tempat yang dipatok Tuhan, orang yang lumpuh berjalan. Petrus pernah salah dengan mulutnya, tapi ketika Yesus hampiri dia dan Petrus mengijinkan Yesus yang memulihkan hidupnya, dari mulut yang sama, sekali berkhotbah 3.000 orang diselamatkan. Akhirnya mulut yang sama menjadi berkat. Jangan mengutuki. Biarlah perkataan kita seperti perkataan Yesus selalu membangkitkan.

 

2 Korintus 10:12,15. Setiap kita punya talenta yang berbeda, tidak usah membandingkan diri. Kalau itu bukan wilayah kita, tidak usah bermegah. Ketika kita bermegah di daerah yang dipatok untuk kita sendiri, Tuhan yang bisa luaskan. Kisah Para Rasul 10:1-6. Petrus setia untuk domba-domba Israel, tidak coba membandingkan diri dengan orang lain. Ketika Petrus setia, Tuhan yang meluaskannya sampai ke perwira Kornelius.

 

Kalau kita setia dengan talenta kita masing-masing--talenta jangan disimpan, harus dilepaskan--, Tuhan yang akan luaskan. Ketika Tuhan yang memperluas Ibrani 11:6 mengatakan ... dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Wahyu 22:12, ketika kita lakukan segala sesuatu karena anugrah Allah, karena mengimani, tetap ada upahnya, tidak pernah rugi. Matius 5:12, sumber upah dari surga, bukan dari manusia. Ketika Allah yang menyediakan, tidak ada yang bisa merebutnya.

 

Amin.