Kekudusan Menjadi Seperti Yesus

. Hits: 84

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 5 November 2023 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

1 Petrus 1:15,16 - tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

 

Kekudusan itu bukan soal boleh dan tidak boleh. Seringkali kita berpikir saya memang ingin untuk makin kudus, diubahkan seperti Kristus, tapi bagaimana caranya, saya masih manusia. Kabar baiknya, kita semua adalah model iklan Kerajaan Sorga, duta besar Kerajaan Allah. Habakuk 2:2. Hidup kita harus jadi tulisan sehingga orang bisa melihat seperti iklan di pinggir jalan ada tagline-tagline tertentu yang orang sampai hafal. Hubungkan dengan 2 Korintus 3:3 - Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Kata kami berarti bukan satu orang tapi banyak orang. Jadi hidup kita ini adalah suratan Kristus yang ditulis oleh banyak orang, banyak hamba Tuhan, tapi sumbernya sama yaitu Yesus. Allah menuliskan firman-Nya bukan di loh batu tapi di dalam hati kita. Ketika kita dengar firman Allah, firman Allah jangan sekadar menjadi pengetahuan tapi harus menjadi iman, harus mengalami firman Allah. Mengalami firman Allah bukan berarti semua baik-baik saja, tapi juga melewati fakta yang tidak menyenangkan. Efesus 6:20, duta Kristus, duta besar yang sedang terpenjara. Kadangkala Tuhan ijinkan, kita sudah menjadi suratan Kristus tapi hidup kita menghadapi masalah. Namun, ada Tuhan yang memberikan selengkap senjata Allah sehingga kita dapat bertahan (ayat 13-17), ada Tuhan yang menyertai dan yang memberikan kuasa.

 

2 Korintus 3:7-9. Waktu kita ijinkan hidup kita ditulisi oleh Tuhan sendiri lewat firman Allah yang kita imani, ingat, kemuliaan Allah tetap menyertai. Musa menerima 2 loh batu berisi peraturan-peraturan tuntutan kekudusan Allah, wajah Musa bercahaya. Tapi rasul Paulus menuliskan pelayanan ini justru adalah pelayanan yang menuju kematian. Buktinya: waktu 2 loh batu diberikan dan Musa turun dari gunung Sinai, Pentakosta pertama--50 hari setelah umat Tuhan keluar dari Mesir, 3.000 orang mati karena mereka sudah melanggar hukum pertama--mereka menyembah patung lembu emas. Pelayanan pembenaran sesudah Yesus mati, bangkit dan naik ke sorga ketika Pentakosta kedua, ada 120 orang di loteng Yerusalem penuh dengan Roh Kudus. Ketika mereka--orang-orang biasa-- mulai mengijinkan Roh Allah bekerja, Allah menuliskan di dalam hati mereka. Petrus dengan berani berkhotbah Yesus yang engkau salibkan adalah Yesus yang menjadi Juruselamat. Pelayanan pembenaran ini membuat 3.000 orang menjadi percaya Yesus.

 

2 Korintus 3:18, betapa besar pelayanan yang sedang Allah kerjakan, pelayanan pembenaran ini sedang tersedia buat kita. Mungkin kita berpikir, saya hanya jemaat biasa, tidak tahu harus berbuat apa. Ingat, kekudusan bukan soal harus berbuat ini, berbuat itu. Rasul Paulus jelaskan ketika kita mau menjadi suratan Kristus, sebetulnya sesederhana ijinkanlah pelayanan pembenaran itu Allah tuliskan di dalam roh hati kita. Ijinkan firman Allah tuliskan di dalam batin kita. Dan waktu Allah tuliskan, Allah ijinkan memang kita harus melewati fakta, mungkin situasinya seperti terpenjara oleh masalah, tapi waktu terpenjara oleh masalah kita meresponi firman ganti hanya meresponi fakta. Kita hanya akan mencerminkan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu lebih besar daripada pelayanan penghukuman. Kemuliaan itu tetap menyertai waktu kita tetap merespon firman Allah. Kita terus diubahkan, kita sedang diubahkan menjadi serupa dengan gambar-Nya. Jadi sebetulnya sesederhana ketika sedang menghadapi segala sesuatu taruh Yesus di depan kita, taruh friman-Nya.

 

1 Yohanes 3:1-3. Apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia. Setiap orang yang beriman kepada Kristus menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Waktu kita taruh iman kita, kesucian bukan soal boleh dan tidak boleh, tapi kekudusan adalah ketika kita menjadi seperti Kristus. Ayat 9 - Orang yang telah lahir dalam keluarga Allah tidak membiasakan diri berbuat dosa, sebab sekarang hidup Allah ada di dalam dia. Maka ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena dikendalikan oleh hidup baru yang tertanam di dalam dia--ia telah dilahirkan kembali [FAYH]. Menjadi suratan Kristus, kita belum sempurna tapi kita perhadapkan hidup kita di hadapan Allah, sehingga kita tidak membiasakan meresponi alamiah kita, menghadapi fakta kita membiasakan meresponi firman. Ketika kita mengimani firman Allah, sifat Allah itu sedang bekerja di dalam kita [BIMK]. Bahkan Yesus sendiri punya doa Yohanes 17:17,19 - Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.... dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. Kekudusan bukan soal tidak boleh ini, ini, tapi kekudusan adalah ketika kita memandang wajah Tuhan, ketika kita meneladani Yesus sendiri.

 

Amin.