Mengalami Pemulihan Demi Pemulihan Bersama Tuhan

. Hits: 143

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 16 Juni 2019 Oleh Pdt. Peterus Rediwan

Mazmur 126:1-6, “Nyanyian ziarah.  Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai.

Kata "ketika" menunjukkan Allah sudah memulihkan keadaan Sion. Allah menyelamatkan Israel dari Babel. Yeremia 29:10. Generasi yang lahir di Babel sudah menjadi orang buangan. Hak mereka tidak seperti warga asli. Setelah 70 tahun mereka di bawah Babel, mereka tidak pernah berpikir suatu saat akan menjadi orang merdeka. Jauh dari harapan dan bayangan untuk bisa pulang kembali. Ezra 1:1, saat raja Koresh mengumumkan pembebasan ini, ada sukacita yang luar biasa. Mendapat mukjizat yang sama sekali tidak Israel bayangkan. Mazmur 126:2-3, ketika kita mengalami perkara yang besar, mulut kita bersorak-sorai, penuh dengan tawa. Tidak pernah terpikir bahwa semua bisa terjadi. Semua karena kemurahan Tuhan.

Mazmur 126:4, “Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” Ayat 1 menyatakan Tuhan sudah memulihkan keadaan Sion. Tetapi di ayat 3, mereka meminta dipulihkan lagi. Saat mereka kembali ke Yerusalem, mereka melihat negeri mereka hancur. Bait Allah pun hancur. Kita belajar, meskipun kita mengalami perkara yang luar biasa, di depan kita masih ada persoalan. Saat mereka meminta dipulihkan, artinya pemulihan Allah terus berlanjut. Tanah Negeb punya arti padang pasir yang gersang dan tandus. Yesaya 30:6, ada binatang buas, tempatnya tandus dan tidak bisa dipakai bercocok tanam. Hakim-hakim 1:9-15. Keadaan Negeb memang menyeramkan, tapi Allah tetap sediakan mata air yang terus mengalir.

Dalam hidup kita sering mengalami kondisi yang kering dan tandus. Seperti Negeb, kekeringan yang kita alami tetap ada penyediaan Tuhan. Kita masih hidup di dalam pengharapan sampai bisa berkata, "Tuhan pulihkan kami." Bukan hanya bicara tentang penyediaan jasmani dan rohani. Demikian juga soal jodoh. Yang disediakan Tuhan adalah mata air yang menyehatkan, yang menyegarkan. Tapi tunggu waktunya Tuhan.

Apa yang harus kita kerjakan saat menunggu mata air Tuhan? Mazmur 126:5-6, “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Ada dua kata yang sama, menabur. Melakukan apa yang bisa kita lakukan, mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan. Jadilah anak Tuhan yang aktif, bukan yang pasif.

Tuhan mau kita tidak malas. Arti kata menabur lainnya, membangun bait Allah. Saat bangsa Israel sampai Yerusalem, yang pertama kali mereka lakukan adalah membangun Bait Allah. Bukan hanya gedung gereja dan isinya, tapi bicara membangun diri kita, membangun pekerjaan Tuhan. Menabur adalah mengutamakan Tuhan. Menabur sebenarnya perkara mudah. Tuhan hanya ingin kita mengerjakan bagian kita.

Bagaimana cara menabur? Pertama dalam terjemahan lain, ayat 6 ada kata terus-menerus. Artinya berkelanjutan, tidak berhenti ketika kita menyelesaikan suatu pekerjaan. Terus kerjakan bagian kita, terus bangun Bait Allah, terus mengutamakan Tuhan. Apakah harus terus-menerus saja? Kedua, ada kata "orang yang berjalan maju". Jangan berpikir nanti bagaimana, itu urusan Tuhan. Bagian kita menabur, menyiram, memupuk. Pertumbuhannya adalah urusan Tuhan. Tidak perlu mengingat jasa, jangan menoleh kebelakang. Terus maju sambil menabur. Saat maju, kita menabur di tempat berbeda. Jangan berhenti di satu titik, kembangkan talenta. Dari benih menjadi berkas bicara tentang pelipatgandaan. Kita pulang dengan sukacita karena Tuhan sediakan berkas yang terbaik.

Amin.