Mengandalkan Tuhan, Hidup di Bawah Kuasa Berkat

. Hits: 538

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 26 Januari 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Yeremia 17:5-8 – ... [17:7] Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! [17:8] Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Ada satu perbedaan ketika orang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri, dengan orang yang mengandalkan Tuhan. Orang yang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri ada di bawah kutuk. Sedangkan orang yang mengandalkan Tuhan, percaya firman, ia sedang ada di bawah kuasa berkat. Kemampuan kita terbatas, namun bila kita mengandalkan Tuhan, kita bisa saja menghadapi situasi kering (realita alamiah) tapi kita alami kuasa Kerajaan Sorga di bumi.

Contoh:

1.   Saul.

      1 Samuel 10:2. Di awal Saul diangkat di posisi rendah hati. Ketika Allah mau mengurapi Saul menjadi raja pertama, dia dengar-dengaran orangtuanya (ayahnya), Saul mencari keledai ayahnya. Ia lakukan pekerjaan itu—yang kelihatannya sepele—dalam ketaatan pada otoritas, di sana ada berkat Tuhan. Tuhan mengutus Samuel untuk mencari dan mengurapi Saul. Ketika Roh Tuhan mengurapi Saul, ia menjadi manusia baru (ayat 6-7). Tuhan buat berhasil karena Tuhan menyertainya.

      Tapi sayang, ketika Saul menjadi raja, dia mulai memilih orang-orang yang memenuhi syarat berdasarkan fakta, mulai kehilangan firman dan percayanya kepada Tuhan (1 Samuel 13:1-2). Ia berpikir tanggung jawab sebagai raja harus disertai dengan orang-orang yang gagah perkasa (1 Samuel 14:52). Tapi bukankah Tuhan sudah berjanji menyertai. Tidak heran ketika ia mengandalkan kekuatannya, ia mulai dan frustasi ketika orang lain tidak seperti dirinya, tidak sesuai dengan kehendaknya. Ia perintahkan rakyat supaya mengucapkan kutuk dan bersumpah untuk tidak makan sebelum menang (1 Samuel 14:26,37). Saul makin kecewa. Dan justru yang melanggar sumpah itu adalah Yonatan, anaknya sendiri (1 Samuel 14:44). Yonatan dan bujangnya bisa mengalahkan sepasukan Filistin karena mereka bergantung pada Tuhan (ayat 1,6), tapi bagi Saul itu tidak ada artinya karena ia tidak menghargai itu. Akhirnya Saul kehilangan berkatnya dan kehilangan orang-orang yang mengalami terobosan Tuhan. Ketika akan berperang melawan Filistin, Saul tidak sabar dengan Tuhan—mulai membakar ukupan sebelum Samuel datang, dan Tuhan menolak Saul.

2.   Daud.

      Mazmur 78:70. Kelihatannya pekerjaannya sepele—penggembala kambing domba—namun Daud punya sikap hati selalu menempatkan Tuhan di depannya (Mazmur 63:1-9; Mazmur 16). 1 Samuel 22:1,2; 23:13, Daud dikelilingi orang-orang yang tidak memenuhi syarat—orang-orang yang bermasalah, tapi Daud punya sebuah sikap hati mengandalkan Tuhan. Daud harus memberi makan orang-orang yang bersamanya yang jumlahnya tidak sedikit, tapi ia bergantung dan mengandalkanTuhan. Tuhan akan memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kekayaan dan kemuliaan-Nya. Daud menghargai orang-orang yang bersamanya dan bertumbuh bersama-sama  dengan orang-orang sekelilingnya.

      2 Samuel 23:9,10, tersisa hanya Daud dan Eleazar dikepung oleh orang Filistin, tapi mereka mengandalkan Tuhan, mereka alami kemenangan besar. Pedang firman tetap melekat di tangan Eleazar. 1 Tawarikh 11:12-14, Daud dan Eleazar ada di Pas-Damim artinya telapak tangan yang berdarah bicara tentang penebusan, anugerah Allah. Orang yang mengandalkan Tuhan tidak kehilangan momentumnya Allah karena mau bertumbuh bersama-sama dengan orang-orang di sekelilingnya.

      Mazmur 108:1-6, Daud punya sikap semuanya karena Allah ditinggikan. Mazmur 108:13-14 – [108:13] Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia. [108:14] Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. Daud sadar sia-sia penyelamatan manusia, dengan Allah kita bisa lakukan perkara yang besar.

Amin.