Terbang Tinggi Menantikan Tuhan

. Hits: 184

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 2 Februari 2020 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Fakta bisa berubah, yang tinggal kekal adalah firman. Jangan andalkan fakta. Kesetiaan Tuhan adalah perisai dan pagar tembok.

Yesaya 40:31, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Bagi yang menantikan Tuhan, ada kekuatan baru.

Mazmur 40:2,Aku sangat menanti-nantikan Tuhan, belajar dari Daud, ia lebih menantikan Tuhan, bukan jawaban Tuhan. Manusia umumnya menjadi kecewa saat jawaban Tuhan tidak sesuai dengan penantian kita.

Mazmur 25:21, Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau. Saat menantikan Tuhan, kita bisa mendapatkan ketulusan, kejujuran, dan integritas. Ingat Wahyu 22:12, “… and my reward is with me...” [KJV] upah Tuhan ada bersama dengan Tuhan. Bila kita menantikan Tuhan—bukan upahnya, kita akan mendapatkan ketulusan dan kejujuran.

Matius 1:1, “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.” Bahasa asli silsilah dalam ayat ini menggunakan kata genesis. Kata genesis juga ditemukan dalam Yakobus 3:6, yang berarti roda kehidupan. Roda kehidupan atau kehidupan sehari-hari, yang menentukan apakah kita bisa menerima berkat Abraham atau tidak. Roda kehidupan adalah lidah. Bila tidak didisiplinkan, lidah dinyalakan oleh api neraka.

Galatia 3:13, tujuan utama Yesus disalib supaya Dia menjadi kutuk dan terjadi pertukaran ilahi. Galatia 3:14, Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” Secara silsilah, kita bukan orang Yahudi. Tapi Kristus rela mati supaya kita lepas dari kutuk dan kita dapat menikmati berkat Abraham. Di dalam Yesus, kita menikmati pertukaran ilahi. Sikap menanti-nantikan dapat mewujudkan berkat Abraham. Belajar dari Abraham sikap menantikan Tuhan :

1.    Menanti. Saat kita sabar menanti, kita tidak mudah marah.

2.    Penuh perhatian dan bersemangat. Kadangkala setelah sekian lama, mulai kehilangan penantian dan tidak bersemangat.

3.    Sabar dan penuh doa. Ketika belum terjawab, kita tetap menengadah kepada Tuhan.

Kejadian 12:1-4, sebetulnya Tuhan telah berbicara pada Terah, ayah Abraham. Tetapi Terah hanya keluar sampai di Haran, bukan Ur Kasdim. Ayat 2, Tuhan ingin membuat kita menjadi bangsa yang besar, memasyurkan nama kita. Ayat 3, kalau kita dikutuk, kita tidak perlu membalas. Ini hak istimewa, pegang saja firman Tuhan. Ayat 4, Abraham dengar firman kemudian memaknai dengan sungguh-sungguh dengan cara mengikuti jalan Tuhan. Abraham bertindak, ia keluar dari Haran.

Kejadian 15:1-6, Tuhan meneguhkan Abraham saat mulai berargumen dengan kalimat Akulah perisaimu, upahmu sangat besar. Bila Tuhan berfirman, Ia bersungguh-sungguh, bukan sekedar kalimat motivasi. Yakobus 2:23, "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." Abraham mempercayai dan memaknai firman Tuhan dalam genesisnya (roda kehidupannya). Meskipun iman Abraham naik turun, sama seperti kita, tapi ia tetap memegang firman Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Kejadian 18:1-5, orang yang memiliki sikap menantikan, penuh pengharapan, penuh semangat, sabar dan terus berdoa, akan melihat Tuhan bergerak tepat pada waktunya. Ayat 1, Mamre artinya semangat, gemuk, atau berkelimpahan. Sekalipun berlimpah, nyaman, Abraham dengan setia berdiri di depan pintu kemah, berjaga-jaga menantikan Tuhan. Sikap menantikan yang ia miliki, membuatnya menjadi pribadi yang berbeda dan ia dapat mengenali siapa Pribadi yang melintasi kemahnya.

Kejadian 18:10, “according to the time of life [KJV], sesuai dengan waktu kehidupan Allah. Jangan ukur Tuhan menurut waktunya kita. Waktu kehidupan Tuhan tidak pernah terbatas. Kejadian 18:14, saat Sara tertawa, Tuhan meneguhkan bahwa bagi Dia tidak ada yang mustahil. Kejadian 21:1, “TUHAN memperhatikan Sarah, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sarah seperti yang dijanjikan-Nya.” Di dalam roda kehidupan (genesis), nantikan Tuhan. Percaya waktu kehidupan Tuhan. Tidak ada yang mustahil. Sarah pegang firman Allah, bukan yang lain. Kalau kita pegang Allah, Dia akan memberikan seperti yang difirmankan-Nya, seperti yang dijanjikannya (genesis: destiny kita, Mat 1:1).

Amin.