Tuhan Punya Tujuan yang Mulia

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 1 Desember 2019 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Tuhan punya tujuan yang mulia untuk kita. Semakin seseorang tidak memenuhi syarat menurut pikiran manusia, sebetulnya semakin memenuhi syarat untuk diubahkan Tuhan.

Matius 8:2-5, mukjizat pertama dalam Perjanjian Baru, seorang kusta yang disembuhkan. Orang ini datang pada Yesus, ia merasa tidak memenuhi syarat, yang ia pertanyakan Tuhan mau tidak pulihkan saya? Yesus menjamah dan menyembuhkannya. Menurut peraturan Taurat (Imamat 13), orang kusta mendekat saja tidak boleh, tapi Yesus berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir.” Lukas 18:18-27, seorang yang merasa memenuhi syarat—semua Hukum Taurat sudah ia kerjakan—datang pada Yesus dan bertanya apa lagi yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. Ketika Yesus menyuruh untuk menjual hartanya dan membagikannya untuk orang miskin, ia lebih rela untuk meninggalkan Yesus. Hartanya sudah menjadi berhala. Lukas 19, Zakheus orang kaya tapi merasa tidak memenuhi syarat ingin berjumpa dengan Yesus. Perjumpaannya dengan Yesus mengubah hidupnya, Zakheus yang tadinya seorang yang tamak berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Ku Tak Dapat Jalan Sendiri

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 24 November 2019 Oleh Pdt. Iwan Artiyanto

Betapa pentingnya untuk kita dipimpin oleh Tuhan. Ketika Allah membentuk manusia, manusia diberi kehendak bebas, manusia bisa mengambil keputusan dalam hidupnya ia mau dipimpin Tuhan atau tidak.

1 Samuel 8:4-5 - Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."

Dalam Keluaran 19:6 ketika Tuhan memimpin orang Israel keluar dari Mesir, Tuhan membentuk kerajaan imam, Allah sendiri yang memimpin (Theokrasi). Tetapi kemudian orang Israel melalui tua-tua menginginkan seorang raja atas mereka. Alasannya karena mereka mengalami keadaan buruk ketika mereka tidak dipimpin raja. Mereka mulai menolak Tuhan sebagai pemimpin dan minta seorang raja. Ulangan 17:14-15. Sebenarnya Tuhan sudah punya rancangan dan belum saatnya mereka dipimpin raja. Tuhan meluluskan keinginan mereka dipimpin oleh seorang raja—kehendak Tuhan yang diijinkan. Saat mereka menolak kepemimpinan Tuhan, mereka mengalami kemerosotan. 1 Samuel 8:9-17, Tuhan juga memberi peringatan kalau mereka dipimpin oleh seorang raja ada hal-hal yang akan mereka alami, mereka menderita kesesakan dan diperbudak.

Dipimpin Oleh Tuhan

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 November 2019 Oleh Pdt. Bambang Tri Susilo

Mazmur 78:52-54 - disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut; dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya;

Mazmur 78:1 merupakan ungkapan Asaf agar kita ingat ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, bukan atas kehendak sendiri. Waktu mereka berseru, Tuhan bertindak mulai dari tulah pertama hingga tulah kesepuluh. Saat diijinkan keluar dari Mesir, mereka dipimpin oleh Tuhan. Kita adalah umat yang dipimpin Tuhan, kalau Tuhan yang memimpin, kemampuan-Nya tidak boleh diragukan. Kata “Allah” menunjuk satu oknum yang besar, agung, yang kepada-Nya kita harus tunduk dan memberi hidup kita. 

Bagaimana cara Allah memimpin karena Ia oknum yang tak terlihat?

Lebih Percaya Iman Daripada Kenyataan

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 17 November 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Allah yang menuntun kita adalah Allah yang menguasai kegelapan. Saat kita tidak bisa melihat dalam kegelapan, ada proses yang sedang berlangsung, ada perkara yang kekal. Kegelapan tidak dapat menggelapkan Dia. Mazmur 139:11-12, “Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.” Tuhan adalah pancaran sumber kehidupan.

Efesus 3:20, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Pikiran kita hanya sebatas yang bisa kita lihat. Fakta dan realita memang kebenaran, tetapi firman Tuhan adalah kebenaran yang lebih tinggi. Tuhan tidak pernah terbatas waktu, karena Dia yang menciptakan waktu.

Dipimpin Oleh Sang Pencipta

Written by Lois.

Ringkasan Khotbah Minggu Sore 3 November 2019 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ester 8:17, “Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat mana pun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.”

Anugerah dan hikmat diterima melalui proses. Tiang gantungan yang ditujukan untuk Mordekhai dan bangsa Yahudi, justru digunakan untuk menggantung pencetus ide, yaitu Haman. Seluruh kekayaan Haman berpindah ke Mordekhai, Mordekhai pun menjadi orang kepercayaan raja. Lalu raja membuat surat keputusan dalam Ester 8:17. Bangsa Yahudi bersukacita karena surat tersebut. Kalau surat perintah manusia bisa membalikkan keadaan, terlebih lagi "Surat Keputusan" Tuhan, yaitu Firman Allah.

Roma 4:19, saat Abraham mendengar firman Allah, imannya tidak menjadi lemah meskipun fakta mengatakan tubuhnya lemah. Ia tidak memiliki potensi untuk mengeluarkan benih. Namun, ia percaya, saat Allah berfirman, Ia pasti menggenapi janji-Nya.